-
Similar Content
-
By iiee
Studi terbaru dari Tallin University Estonia menyebut aplikasi percakapan Whatsapp lebih berbahaya dalam menyebarkan hoaks terkait covid-19. Meski demikian platform media sosial lain juga punya peran besar terkait persebaran hoaks itu.
Studi dari Tallin University mengambil tempat di Jerman dan Israel. Studi mengungkap hoaks yang menyebar di Whatsapp grup saat ini lebih berbahaya ketimbang aplikasi lainnya.
Pasalnya, identitas penyebar hoaks di Whatsapp lebih jelas ketimbang yang disebarkan melalui platform media sosial. Sehingga banyak dari pesan berantai hoaks diterima dan disebarkan begitu saja oleh masyarakat.
Studi juga menyebut penyebaran hoaks itu berupa pesan berantai. Menariknya pesan berantai itu didapatkan dari platform media sosial lain seperti Facebook, Twitter atau Instagram.
Selain itu studi ini juga menjelaskan sejumlah platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan aplikasi percakapan Whatsapp sudah membuat kebijakan untuk melawan hoaks. Namun kebijakan yang mereka ambil berlaku mirip di semua negara sehingga kurang spesifik.
-
By black_zombie
Sebelumnya, WhatsApp bekerja sama dengan UKM Indonesia menginisiasi program pelatihan untuk 3.500 pelaku UMKM di 12 kota di Indonesia.
Program "Go Digital & Scale Up with WhatsApp" ini berisi berbagai materi untuk membantu UMKM tetap bertahan di masa pandemi Covid-19.
Melalui kampanye "BaWA Usaha Aja!" WhatsApp mendukung perekonomian dan masyarakat Indonesia melalui digitalisasi.
Misi yang sama dimiliki oleh sebuah portal khusus, UKM Indonesia, yang berisi informasi terkait perizinan usaha untuk mendorong perkembangan UMKM di Indonesia.
Portal ini dibentuk dan dikelola oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan karena berdasarkan laporan Kemenkeu, UMKM adalah sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19.
Public Policy Director APAC WhatsApp Clair Deevy mengatakan, pandemi telah menimbulkan kendala-kendala yang tidak terduga oleh pelaku usaha kecil dan para pelanggan.
“Program yang disusun oleh WhatsApp dan UKM Indonesia ini akan memberikan pelatihan yang bermanfaat bagi pelaku UMKM. Misalnya cara masuk ke perekonomian digital di kondisi sulit ini, sehingga pelaku UMKM bisa membangun usaha dan tetap terhubung dengan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata Clair, melalui keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (22/7/2020).
Program pelatihan ini akan diadakan secara daring agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia berkesempatan untuk partisipasi.
-
By black_zombie
WhatsApp baru saja diketahui telah mendaftarkan pembaruan terkini melalui Google Play Beta Program. Lewat versi beta 2.20.196.8 ini, aplikasi milik Facebook tersebut ternyata membawa sejumlah fitur terbaru.
Salah satunya seperti dikutip dari WABetaInfo, fitur yang diketahui turut hadir dalam versi beta ini adalah dukungan satu akun WhatsApp untuk beberapa perangkat.
WhatsApp sendiri sebenarnya sudah diketahui sedang melakukan uji coba fitur ini pada empat perangkat dan fitur pendukung lainnya tengah disiapkan.
Oleh sebab itu, untuk sekarang, aplikasi itu disebut tengah mengerjakan tampilan untuk fitur yang kemungkinan diberi nama Linked Devices ini.
Menurut tangkapan gambar yang diungkap dari WABetaInfo, melalui laman Linked Devices ini pengguna dapat menambah perangkat baru yang terhubung dengan akun pengguna WhatsApp.
Bagi kamu yang penasaran, tampilan laman ini mirip apabila pengguna menghubungkan akunnya dengan fitur WhatsApp Web, baik di MacoS maupun Windows.
Selain itu, ada informasi lebih lanjut mengenai fitur Advanced Search Mode yang sebelumnya ada di versi 2.20.117. Pada versi beta 2.20.196 ini, WhatsApp terus meningkatkan kemampuan tampilan antarmuka dari fitur pencarian ini.
Untuk diketahui, informasi, Advanced Search Mode memungkinkan pengguna mencari pesan secara spesifik berdasarkan tipenya. Namun perlu diingat seluruh fitur ini masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia.
-
By c0d1ng
Kasus peretasan akun WhatsApp kembali terjadi. Kali ini menimpa peneliti dan perhati isu sosial Ravio Patra. Kejadian ini diceritakan kembali oleh Direktur Eksekuti SAFEnet Damar Juniarto.
Damar Juniarto mengatakan kejadian pembobolan akun WhatsApp tersebu terjadi kemarin (22/4/2020) sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika itu Ravio Patra menunjukkan kepadanya coba menghidupkan WhatsApp kemudian muncul tulisan 'You've registered your number on another phone.
"Dicek ke pesan inbox SMS, ada permintaan pengiriman OTP. Peristiwa ini saya minta segera dilaporkan ke Whatsapp, dan akhirnya oleh Head of Security Whatsapp dikatakan memang terbukti ada pembobolan," ujar Damar ketika dihubungi, Kamis (23/4/2020).
Damar Juniarto mengungkapkan pelaku pembobolan menemukan cara mengakali nomor ponsel untuk bisa mengambil alih Whatsapp yang sebelumnya didaftarkan dengan nomor Ravio Patra.
"Karena OTP dikirim ke nomor Ravio, besar kemungkinan pembobol sudah bisa membaca semua pesan masuk lewat nomor tersebut. Setelah dua jam, Whatsapp tersebut akhirnya berhasil dipulihkan," ungkapnya.
Damar Junianto menambahkan selama dikuasai "peretas", pelaku menyebarkan pesan palsu berisi sebaran provokasi dengan plotting untuk menempatkan Ravio sebagai salah satu yang akan membuat kerusuhan.
Bunyinya pesan tersebut: KRISIS SUDAH SAATNYA MEMBAKAR! AYO KUMPUL DAN RAMAIKAN 30 APRIL AKSI PENJARAHAN NASIONAL SERENTAK, SEMUA TOKO YG ADA DIDEKAT KITA BEBAS DIJARAH
"Saya minta Ravio untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan semua bukti. Agar kami bisa memeriksa perangkat tersebut lebih lanjut," ujarnya.
"Sekitar pukul 19.14 WIB, Ravio menghubungi saya dan mengatakan "Mas, kata penjaga kosanku ada yg nyariin aku rapi udah pergi. Tsmpangnya serem kata dia."
"Saya instruksikan Ravio untuk matikan handphone dan cabut batere, lalu pergi ke rumah aman." ungkap Damar Juniarto. "Sudah lebih 12 jam tidak ada kabar. Baru saja saya dapat informasi, Ravio ditangkap semalam oleh intel polisi di depan rumah aman."
-
By purwa_weheb
WhatsApp dan Telegram adalah dua aplikasi pesan yang populer saat ini. Bahkan, bisa dibilang mereka sedang saling bersaing untuk mendapatkan jumlah pengguna lebih banyak.
Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam hal fitur yang dihadirkan. Tapi, ada hal yang unik terkait fitur mereka. Telegram secara terang-terangan menyindir fitur transfer file yang dimiliki WhatsApp.
Kejadiannya berawal ketika WhatsApp membagikan postingan di Twitter, terkait kemampuan platformnya yang bisa mengirimkan file hingga batas 100 MB. Kapasitas ini tentu lebih besar, jika dibandingkan dengan email yang hanya mampu mengirimkan file atau lampiran berukuran 25 MB.
"Perlu mengirim email tetapi lampirannya terlalu besar? Coba gunakan WhatsApp sebagai gantinya, di mana Anda dapat mengirim file hingga 100 MB," tulis WhatsApp pada tweet yang diposting Jumat (13/9).
Sebenarnya kapasitas 100 MB yang ditawarkan oleh WhatsApp saat ini sudah mengalami peningkatan yang sebelumnya hanya 16 MB. Tetapi rupanya kapasitas 100 MB dinilai terlalu kecil, dan Telegram membalas tweet WhatsApp yang memamerkan kapasitas transfer file-nya.
Telegram membalas dengan menjelaskan bahwa kapasitas transfer file miliknya jauh lebih besar hingga 1,5 GB dibandingkan WhatsApp yang hanya 100 MB. Telegram menyelak hal demikian di tweet WhatsApp ketika mereka di-mention oleh seorang pengguna Twitter.
"Perlu mengirim pesan tetapi lampirannya terlalu besar untuk pengirim pesan lainnya? Coba gunakan Telegram sebagai gantinya, di mana Anda dapat mengirim file hingga 1,5 GB," balas Telegram yang tweet-nya kini telah mendapatkan 5,9 ribu likes.
Jika dihitung-hitung, memang untuk mengirimkan file besar yang berkualitas, seperti foto atau video dengan kualitas 4K, ukuran 100 MB yang ditawarkan WhatsApp akan terasa sangat tidak cukup. Tetapi dengan besaran kapasitas yang ditawarkan Telegram, kamu pasti tidak ingin mengirim atau menerima file 1,5 GB menggunakan data seluler, melainkan menggunakan Wi-Fi.
Soal perbandingan jumlah pengguna kedua aplikasi pesan itu, berdasarkan data 22 Maret 2018, jumlah pengguna bulanan Telegram mencapai 200 juta. Sayangnya data tersebut belum diperbarui. Di tahun yang sama, namun beda bulan, tepatnya Januari, WhatsApp mengumumkan jumlah pengguna bulanannya telah mencapai 1,5 miliar.
Kalo di Ngobas maksimal berapa min @Sam?
-
Recommended Posts
Join the conversation
You can post now and register later. If you have an account, sign in now to post with your account.